Jumat, 13 September 2019

Begini Keseruan saat Prodi Fisioterapi, Gizi dan Teknik Informatika Esa Unggul Menggelar PKM di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang





Esaunggul.ac.id,  Sebagai langkah peningkatan pemberdayaan masyarakat, Universitas Esa Unggul melalui Program Studi Fisioterapi, Ilmu Gizi dan Teknik Informatika menggelar acara Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang, Banten, mulai tanggal 16 April hingga 30 September 2019.

Dosen Prodi Fisioterapi, Jerry Maratis, S.Ft., M.Fis mengatakan pada PKM yang dilaksanakan di desa Kohod kali ini menyasar kepada masyarakat yang sudah lanjut usia atau lansia. Tema yang dihadirkan di PKM yakni Peningkatan Status Kesehatan dengan Senam Rhytmic Auditory Stimulation (RAS) dan Gizi Seimbang Lansia (GISELA).


Jerry pun menerangkan sejumlah kegiatan dalam PKM ini dilaksanakan dalam bentuk Senam RAS dan Pemeriksaan Gizi kepada para lansia setempat.  Antusiasme dari para lansia yang menjadi peserta pun sangat besar hal ini terbukti dari kegiatan senam RAS dan pemeriksaan kesehatan yang diikuti oleh lebih dari 30 lansia.

“Alhamdullilah respon dari para lansia di desa Kohod sangat besar, mereka pun sangat tertarik pada kegiatan kami terutama saat kegiatan senam mereka terlihat antusias dan mengikuti tahap demi tahap jalannya senam,” ucapnya.

Pada kegiatan ini juga, Jerry meneruskan mahasiswa Fisioterapi dan Ilmu Gizi pun terlibat aktif dalam sejumlah kegiatan di PKM. Terhitung sebanyak 3 mahasiswa Gizi dan 4 mahasiswa Fisioterapi mengikuti secara langsung PKM, ditambah dengan Tiga dosen dari masing-masing Program Studi.

Jerry pun berharap kegiatan ini mampu dilaksankan kembali, karena pengaruhnya sangat banyak bagi para lansia tentang pentingnya menjaga kesehatan selain itu kegiatan ini pun memberikan pengalaman baru bagi para mahasiswa yang ingin mempraktekan langsung ilmunya selama menjalani perkuliahan.
“Mudah-mudahan dapat dilaksanakan kembali di tahun depan karena berdampak poitif selain bagi masyarakat, kegiatan ini juga memberikan experience baru kepada para mahasiswa tentang praktek langsung di lapangan,” tutupnya.

Kamis, 11 Juli 2019

UKM Taekwondo Rebut Juara di Ajang PRASMUL OLYMPICS 2019

Punggawa Tim Taekwondo UEU
Esaunggul.ac.id, Kabar gembira kembali datang dari mahasiswa Esa Unggul, kali ini tim UKM UEU berhasil merebut juara di ajang PRASMUL OLYMPICS 2019 yang dilaksanakan pada tanggal 6-27 April 2019 di Universitas Prasetiya Mulya BSD, Tanggerang.
Ketua UKM Taekwondo UEU, Diky mengatakan prestasi yang didapatkan oleh tim Taekwondo tidaklah mudah dalam meraih prestasi tersebut. Apalagi para punggawa Tim Taekwondo UEU merupakan mahasiswa aktif yang harus mengatur jadwal dan waktu agar tidak bertabrakan antara kuliah dan latihan.
“Kunci kesuksesan kami yang pertama ialah konsisten dalam mengejar apa yang ingin kami tuju, tidak mudah menyerah dan harus pintar-pintar dalam membagi waktu antara kuliah dan latihan. Meskipun berat, namun di sinilah tantangannya di mana mental kami diuji,” ujar Diky di Universitas Esa Unggul, beberapa waktu yang lalu.
Diky dan skuad Taekwondo berharap prestasi ini mampu menjadi momentum bagi tim UEU, untuk kembali berprestasi di skala nasional maupun internasional. “Mudah-mudahan ini menjadi motivasi bagi kami dan mahasiswa UEU untuk kembali berprestasi di sejumlah ajang Taekwondo,” tutupnya.
Berikut nama-nama peraih juara Tim Taekwondo UEU:
  1. M Adam Dipa ( U-74kg) juara 1 (Fasilkom)
  2. Diky Arianto N ( O- 87kg) juara 2 (Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
  3. Nur Rahmalia Putri ( U-68kg) juara 2 (Fakultas Hukum)
  4. Junior W ( U-54kg ) (Fakultas Fisioterapi)
  5. Antonius ( poomsae ) (Fasilkom)

Selasa, 08 Januari 2019

Sosialisasikan pentingnya Hidup Sehat, Esa Unggul Healthy Care Hadir di Car Free Days Sudirman-Thamrin


Masyarakat saat Cek Gula Darah, Kolestrol dan Golongan Darah
Masyarakat saat Cek Gula Darah, Kolestrol dan Golongan Darah

Esaunggul.ac.id, Esa Unggul kembali hadir di acara Car Free Day (CFD) Sudirman-Thamrin, minggu (06/01). Bertempat di samping Wisma Indosemen, Dukuh Atas, Esa Unggul membuka Stan pemeriksaan Kesehatan untuk masyarakat umum. Pelayanan Kesehatan UEU dalam Esa Unggul Healthy Careini diantaranya pemeriksaan Golongan darah, konsultasi kesehatan, Cek Gula darah, cek kolestrol hingga pemeriksaan Fisioterapi.
Suasana Tim Fisioterapi Saat CFD
Suasana Tim Fisioterapi Saat CFD

Sejumlah masyarakat pun antusias mengikuti pemeriksaan kesehatan Esa Unggul, salah satunya diungkapkan oleh Gatot Rahmadi yang memeriksakan kesehatannya di Esgul Healthy Care. Menurutnya kegiatan ini sangat positif karena memberikan fasilitas kepada masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya secara gratis. Dirinya berharap kegiatan ini kembali dapat diadakan setiap Car Free Day.
“Mudah-mudahan acara ini bisa diadakan rutin, karena manfaatnya sangat luas, saya sangat berterima kasih kepada Esa Unggul karena mengadakan acara ini, soalnya saya jadi mengetahui kondisi kesehatan saya seperti apa,” terangnya.
Sejumlah Masyarakat yang ikut memeriksakan Kesehatannya di CFD
Sejumlah Masyarakat yang ikut memeriksakan Kesehatannya di CFD

Sementara itu, koordinator pelaksana Esgul Healthy Care Dwita Uthami mengatakan dipilihnya momen Car Free Day untuk menyelenggarakan pemeriksaan Kesehatan dikarenakan CFD menjadi momen yang tepat untuk menjangkau masyarakat dari berbagai elemen khususnya kaum milenial yang saat ini sedang menggandrungi hidup sehat dan olahraga.
“Momen CFD ini sangat tepat untuk kita memberikan edukasi dan mensosialisasikan hidup sehat kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya kaum muda yakni generasi milenial, sehingga mereka bisa mengatur pola hidup sehat seperti apa,” ungkapnya.
Foto Bersama Seusai Cek Kesehataan
Foto Bersama Seusai Cek Kesehataan

Acara Esa Unggul Healthy Care ini berlangsung mulai pukul 06.30 hingga 11.00 WIB bersamaan dengan selesainya CFD.

Senin, 03 Desember 2018

Ingin Fisioterapis Tak Sekadar Jadi Pekerja, Tapi Juga Ilmuwan


Wahyuddin Fisioterapi Pertama di Indonesia
Wahyuddin Fisioterapi Pertama di Indonesia
Esaunggul.ac.id, Aktivitas di ruang laboratium Fisioterapi olahraga, Terapi latihan, dan Kardiopulmonal Universitas Esa Unggul, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, siang itu (16/11) superpadat. Belasan atlet menjalani treatment dari para personal fisioterapis. Salah seorang atlet yang sedang menjalani treatment adalah gelandang Sriwijaya FC Palembang Ichsan Kurniawan. Pemain berusia 22 tahun tersebut menjalani program terapi penyembuhan cedera lutut.
Di tengah aktivitas treatment para atlet, pria berperwakan gemuk memasuki ruang laboratorium Fisioterapi olahraga, terapi latihan, dan Kardiopolmunal. Dia adalah Ketua Pusat Studi Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul Wahyuddin. Dia datang untuk memantau jalannya Treatment. Termasuk melihat perkembangan penyembuhan cedera Ichsan. “Memang banyak pesepak bola yang datang ke sini untuk menjalani terapi,” tuturnya kepada Jawa Pos.
Wahyuddin menerangkan, Universitas  Esa Unggul ramai didatangi para atlet dan pesepak bola profesional karena kualitas. Perguruan tinggi tersebut memiliki tenaga ahli yang dapat menangani setiap permasalahan atlet. “Kami mengikuti standardisasi dari luar luar negeri. Itu yang kami tawarkan. Karena itu, meskipun tidak dipromosikan ke publik, tapi selalu ada pasien yang datang ke sini,” terang pria kelahiran Kaluku, Sulawesi Selatan, 4 Desember 1974, tersebut.
Meski menjabat Ketua Pusat Studi Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Wahyuddin tetap ikut turun gunung menangani pasien. Dia menerangkan, pasien ditangani di luar waktunya mengajar. Meskipun membagi tugas pekerjaan, pria berusia 43 tahun itu tetap teliti dan fokus menagani pasien. ” Saya mengatur waktu supaya sinkron dengan kegiatan. Jadi, menangani pasien benar-benar berdasarkan perjanjian,” ungkap bapak satu anak ini.
Kendati demikian, tidak banyak pasien yang ditangai langsung oleh Wahyuddin. Mengajar dan menjalani peran sebagai Ketua Pusat Studi Fakultas Fisioterapi Universitas  Esa Unggul tetap menjadi fokus utama. Dalam menjalani peran sebagai dosen dan Ketua Pusat studi Fakultas Fakultas, anak sulung tujuh bersaudara di keluarganya itu ingin mengikis ketertinggalan Indonesia dengan negara-negara di Asia Tenggara dalam urusan Fisioterapi.
Wahyuddin menerangkan, Fisioterapui di beberapa negara di Asia Tenggara sudah melampaui Indonesia,. Thailand, misalnya, Kampus Negeri Gajah Putih itu sudah memiliki jenjang Doktoral Fisioterapi. Hal itulah yang menjadi alasanya tertarik menempuh Pendidikan S-3 di Mahidol, University, Thailand. Di Universitas itu, Wahyuddin mendapat gelar doktoral sekaligus doktor Fisioterapi pertama di Indonesia. Pria lulusan akademi Fisioterapi Makkasar itu mengungkapkan, kesempatan menempuh pendidikan di Mahidol University didapat dengan jalan beasiswa.
“Saat itu, saya memutuskan untuk mengambil jenjang S-3 di Thailand karena Indonesia ketinggalan di bidang pendidikan Fisioterapi. Karena itu imbasnya pelayanan publik belum maksimal”. Jelas pria yang mengambil pendidikan S-2 di Asia University, Taiwan tersebut. Karena niat mulia itu, saat menyandang gelar doktor, wahyuddin pulang ke tanah air untuk memajukan dunia Fisioterapi di Indonesia. Meskipun sebenernya, gelar dkotor, Wahyuddin bisa bekerja di luar negeri.
” Di luar negeri, potensi financial dan opportunity untuk riset memang lebih bagus. Tapi, saya pulang ke Indonesia karena rasa tanggung jawab. Lagi pula, saya mendapatkan beasiswa kan dari pemerintah.” ujarnya.
Tanggung jawab Wahyuddin untuk memajukan Fisioterapi di Indonesia diterapkan di Esa Unggul. Salah satu perubahan yang dilakukan Wahyuddin adalah mengubah pola pikir masyarakat terhadap peran Fisioterapis. ” Fisioterapis disiapkan untuk membantu tugas dokter. Dulu, seorang Fisioterapis tidak perlu dalam ilmunya. Cukup skill-nya saja yang bagus. Sekarang tidak bisa begitu,” tegasnya.
Menurut Wahyuddin Indonesia tidak tertinggal jauh dari negara dalam hal skill, namun dalam hal Basic science, Fisioterapi negara lain jauh lebih unggul daripada Indonesia. Karena itu, Wahyuddin menekankan Fisioterapis Indonesia harus memiliki wawasan yang tinggi. ” Itu kemudian kami pelan-pelan mengadopsi hal tersebut melalui mata kuliah. Saya berharap ketertinggalan Indonesia tidak melebar,” ucapnya.
Wahyuddin ingin Fisioterapis di Indonesia tidak sekedar menjadi pekerja medis. Dia ingin Fisioterapis menjadi ilmuwan yang bekerja. Karena itu, seseorang Fisioterapis harus memiliki pengetahuan yang tajam. Fisioterapis juga harus bisa berpikir kritis,” Memang tidak mudah mengubah paradigma itu. Tapi, untuk menjadi Fisioterapis, harus menguasai pengetahuan dan Skill,” tegas pria yang sangat gemar bermain badminton tersebut.
Secara tidak langsung dampak perubahan pola pikir itu membuat animo masyarakat untuk menekuni ilmu Fisioterapi meningkat. Wahyuddin berharap animo masyarakat bisa semakin bertambah. Angka peminat Fisioterapi meningkat. Namun, program studi Fisioterapiu belum menjadi Primadona. “Hampir jarang saya temukan pilihan utama calon mahasiswa saat mendaftar kuliah adalah mengambil program studi Fisioterapi,” jelasnya.
Menurut Wahyuddin, program studi Fisioterapi belum menjadi primadona karena belum semua lapisan masyarakat mengenalnya. Terutama masyarakat pedesaan. ” Di desa kan indentik dengan pengobatan tradisional. Jadi, perkembangannya agak lambat. Tapi, kalau di kota, sudah berkembangnya agak lambat. Tapi kalau di kota, sudah berkambang. Apalagi setelah melihat Tim Nasional Indonesia memiliki Fisioterapi,” terang pria yang sempat tertarik menekuni Ilmu Ekonomi tersebut.
Jarum jam menunjukan pukul 14.36, seiring waktu berjalan obrolan hangat dengan Wahyuddin harus berakhir. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya sebelum meninggalkan kampus. Salah satunya pasien, menangani pasien. Mudah-mudahan , Wahyuddin selalu diberi kesehatan supaya bisa terus membuat perubahan di dunia Fisioterapi Indonesia. Semoga.

Selasa, 16 Oktober 2018

Fisioterapi Esa Unggul Gelar Seminar dan Workshop Nasional terkait Keterlibatan Fisoterapi dalam dunia Kesehatan


Foto Bersama Seminar dan Workshop Fisoterapi
Foto Bersama Seminar dan Workshop Fisoterapi
Esaunggul.ac.id, Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul menggelar seminar bertaraf nasional yang dilaksanakan pada 1 dan 2 September 2018 lalu. Dalam seminar nasional yang dialaksanakan pada hari pertama, sejumlah materi pembahasan dikemukakan oleh para pemateri, diantaranya pembahasan seminar terkait Neoropatalogi Stroke yang disampaikan oleh praktisi Bedah saraf RS Premier Dr. Agung Heri Wahyudi, Sp.BS. Seminar kedua dengan pembahasan Konsep Dasar Neuroplasticity disampaikan oleh Bussiness Development Sasana Husada Group, Pramoedya Utama, SSt. Ft, M.Fis. Pada seminar ketiga dibawakan oleh Jerry Maratis, S.Ft, M.Fis Dosen Fisoterapi Neurologi Esa Unggul, dengan pembahasan Konsep Dasar Terapi Latihan Fungsional pada Insan Pasca Stroke.
Suasana Saat Foto Bersama di Seminar dan Workshop
Suasana Saat Foto Bersama di Seminar dan Workshop
Sementara itu pada hari kedua penyelenggaraan lebih menekankan pada materi Workshop yang membahas dua materi utama yakni Pemeriksaan Dasar Fungsional Otak Exercise & Handung Skill Pada Pasien Stroke (PNF Prespektif) oleh Dosen Fisioterapi Neurologi Esa Unggul dan Basic Assesment Pada Pasien Stroke Excercise & Handling Skill pada Pasien Stroke (Bobath Prespectif). Peserta yang menghadiri sejumlah seminar dan Worshop ini berjumlah 141, yang datang dari sejumlah kalangan baik profesional Fisioterapi, Olahragawan, Mahasiswa hingga masyarakat umum.
Ketua pelaksana acara Seminar dan Workshop nasional Jerry Maratis mengatakan acara ini penting sekali untuk kembali dilaksanakan guna memberikan edukasi serta pemahaman terkait fisioterapi baik secara klinis, praktek serta teori. Sejumlah materi yang diberikan pun, menurut Jerry sangat bermanfaat untuk peningkatan dunia medis dan dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif bagi dunia kesehatan. seperti pembahasan yang dikemukaan olehnya terkait Terapi Fungsional pada pasien pasca stroke.
“Saya berharap kedepannya kegiatan seminar dan workshop ini kembali diselenggarakan untuk mengedukasi masyarakat serta menambah pengetahuan serta penelitian terkait Fisioterapi, yang tentunya dapat bermanfaat sebagai alternatif di dunia kesehatan,” tutupnya.

Fakultas Fisioterapi Esa Unggul Menggelar Seminar dan Workshop Internasional “One Sport Physiotherapy”


Narasumber dalam Seminar dan Workshop Fisioterapi
Narasumber dalam Seminar dan Workshop Fisioterapi
Esaunggul,ac.id, Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Minggu (23/09), menggelar seminar dan Workshop level 1 bertemakan “The New Prepectif of Sport Phsiotherapy Approach.” Dalam seminar dan Workshop kali ini sejumlah pembicara berkompeten di bidangnya mengisi materi seperti perwakilan dari Australian Physiotherapy Association (APA) Maria Constantinou. Phd, dan perwakilan dari International Federation Sport Physiotherapy Assoc.Prof. Mark Brown. MHSc, MBA, B.AppSc. Acara ini digelar selama tiga hari mulai tanggal 23-25 September, dan diisi oleh sejumlah diskusi dan Workshop terkait Fisioterapi Olahraga.
Suasana Saat Seminar dan Workshop Fisioterapi
Suasana Saat Seminar dan Workshop Fisioterapi
Hadir pula dalam acara tersebut Dekan Fakultas Fisioterapi Syamriza Indra Lesma beserta dosen dan jajarannya, serta Perwakilan dari Persatuan Fisioterapi Olahraga Indonesia (PFOI). selain itu, para peserta yang hadir pada seminar dan Workshop hari ini berjumlah 120 peserta yang datang dari sejumlah kalangan mulai olahragawan, klinik, Profesional hingga mahasiswa Fisioterapi.
Suasana Saat Acara Workshop di Klinik Fisioterapi
Suasana Saat Acara Workshop di Klinik Fisioterapi